Sahadewi.Co.Id - Mainan memiliki peran penting dalam menstimulasi tumbuh kembang dan imajinasi anak, selain juga melatih anak bersosialisasi. Tetapi tahukah Bunda bahwa tidak sedikit anak yang menjadi sakit atau cedera akibat mainan mereka? Oleh karena itu, penting untuk memilih mainan yang tepat sesuai usia anak.

Menurut suatu penelitian, anak-anak yang terbiasa bermain dengan mainan, seperti menyusun balok atau bermain mobil-mobilan, memiliki kesehatan fisik, mental, dan sosial yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang hanya bermain dengan gadget.

Mainan terbaik untuk anak tidak selalu yang harganya mahal. Bahkan, banyak benda di sekitar anak yang bisa ia jadikan mainan, sehingga orang tua tidak harus membelikannya mainan khusus. Dari mana pun mainan berasal, yang terpenting adalah tidak boleh membahayakan anak.

Kriteria Mainan yang Aman untuk Anak

Ada begitu banyak jenis mainan untuk anak. Mana yang harus Bunda pilih? Setidaknya pilihlah mainan yang memenuhi kriteria berikut ini:
  • Untuk mainan yang terbuat dari kain, sebaiknya berlabel tahan api.
  • Mainan berupa boneka, sebaiknya terbuat dari bahan yang dapat dicuci.
  • Jika mainan dicat, pastikan cat yang digunakan bebas dari timbal.
  • Semua bahan untuk melukis, seperti cat dan krayon, harus bebas dari bahan beracun.
  • Mainan tua atau lama dari kerabat atau sahabat perlu diperiksa apakah masih sesuai standar keamanan dan kesehatan saat ini.
  • Untuk mainan yang dapat berbunyi, pastikan bunyi yang ditimbulkan tidak terlalu kencang. Ingat, jangan biarkan Si Kecil mendekatkan mainan tersebut ke telinganya ya, Bunda.
Di Indonesia, memilih mainan anak berlabel SNI adalah salah satu cara termudah untuk mendapatkan mainan yang aman. Setiap mainan yang berlabel SNI setidaknya sudah melalui pengujian dan mendapat Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) yang dikeluarkan Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro).
Ini sesuai dengan Permenperind No. 24/M-IND/PER/4/2013 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Mainan secara Wajib.

Panduan Memilih Mainan yang Aman untuk Anak

Memberikan mainan kurang lebih sama dengan memberikan teman bermain bagi Si Kecil. Jadi, Bunda harus hati-hati, jangan sampai benda yang seharusnya menghibur ini malah jadi membahayakan anak.
Saat memilih mainan untuk anak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:

1. Berikan mainan yang sesuai

Berikan mainan yang sesuai dengan usia, karakter, dan kegemaran Si Kecil. Bunda harus memerhatikan label batasan usia yang tertera pada mainan yang akan dibeli, agar Si Kecil menggunakan mainan sesuai dengan tingkat kemampuan, dan kesiapannya dalam bermain. Mainan yang terlalu rumit dan di atas usia Si Kecil hanya akan membuat ia frustasi atau mungkin malah membahayakannya.

 2. Baca petunjuk dan dampingi Si Kecil

Jangan lupa untuk membaca dulu petunjuk penggunaan mainan, dan tetap dampingi Si Kecil saat bermain agar ia tetap aman. Setelah bermain, orang tua dapat mengajarkan anak untuk menyimpan mainannya dengan baik.

3. Cek mainan secara teratur

Bunda perlu memeriksa mainan Si Kecil secara teratur guna mengetahui ada tidaknya kerusakan, misalnya:
  • Serpihan atau pinggiran mainan yang tajam.
  • Karat atau kerusakan pada sepeda dan mainan lain yang digunakan Si Kecil di luar. Lindungi mainan tersebut agar tidak terkena hujan atau panas berlebih.
Segera perbaiki mainan yang rusak, atau buang saja jika memang sudah tidak bisa diperbaiki lagi.

4. Bersihkan mainan secara teratur

Saat akan membersihkan mainan, pastikan Bunda membaca dulu petunjuk cara membersihkannya ya. Umumnya mainan dapat dicuci dengan sabun yang berbahan ringan atau sabun antibakteri dan air panas.

5. Hilangkan benda berbahaya

Hati-hati jika terdapat benda-benda kecil pada mainan, seperti manik-manik atau kancing baju boneka, karena berisiko tertelan. Jika perlu, lepaskan benda-benda yang berisiko ini dari mainan, termasuk juga pita dan tali.
Di sekitar usia batita, tersedak adalah kecelakaan yang paling sering terjadi saat anak bermain, karena pada usia batita, anak cenderung suka memasukkan benda apa pun yang mereka pegang ke mulut.

6. Hindari memberikan mainan berdaya listrik

Sebaiknya hindari memberikan mainan yang perlu diisi daya listrik untuk anak di bawah 10 tahun tanpa pengawasan, untuk menghindari risiko kesetrum.
Hal-hal di atas ini juga patut diperhatikan saat Bunda memberikan hadiah mainan untuk anak lain ya. Dengan memilih mainan yang aman, Bunda juga dapat lebih tenang karena Si Kecil dan teman-temannya akan terhindar dari risiko saat sedang bermain.
Hal yang tidak kalah penting, meskipun produsen sudah menuliskan panduan yang jelas tentang mainan yang mereka buat, peran orang tua atau orang dewasa tetap penting dalam mendampingi Si Kecil bermain. Yuk, mulai lebih selektif memilih mainan yang aman untuk anak.



Sumber : Alodokter